Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah meneken dekrit pembentukan pasukan khusus untuk bertugas lintas negara. Pasukan elit ini diberi tanggung jawab menumpas militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Express.co.uk melaporkan, Sabtu (21/5/16), pasukan ini punya yuridiksi lintas negara karena ISIS juga beroperasi di luar Timur Tengah. Nama pasukan Rusia itu kemungkinan besar Garda Nasional.
"Pembentukan pasukan ini merupakan sikap Rusia yang tidak akan memberi toleransi kepada penjahat brutal," kata Putin dalam pidatonya di Moskow.
Wacana pembentukan Garda Nasional sudah disetujui oleh Duma (parlemen Rusia). Dari 345 anggota parlemen, hanya 14 orang menolak gagasan pembentukan unit operasi kontraterorisme itu.
Komando pasukan ini konon langsung di bawah presiden Rusia. Operasi kontraterorisme yang dihelat oleh Garda Nasional tidak diberi batas waktu. Garda Nasional rencananya akan dipimpin Viktor Zolotov, yang pernah menjadi ajudan Putin.
Kremlin sekaligus memberi wewenang luar biasa bagi pasukan ini demi memburu sel teror militan khilafah. Beberapa wewenang khusus itu misalnya menembak di kerumunan massa, menahan tersangka tanpa surat pengadilan, serta hak menginterogasi dan menahan tersangka teroris tanpa batas waktu.
Hasil operasi baru diserahkan ke polisi, setelah Garda Nasional merasa sudah memperoleh informasi penting dari tersangka. Selain untuk operasi kontraterorisme, Garda Nasional akan ditempatkan sebagai pasukan penjaga perdamaian.
Melihat format pasukan itu, kelompok oposisi Rusia maupun pegiat HAM khawatir tugas Garda Nasional tidak hanya menyangkut teroris ISIS. Sangat mungkin pasukan itu akan dipakai Putin menangkap musuh-musuh politiknya.
"Pasukan ini sama saja perpanjangan tangan dari Putin," kata Tatiana Stanovaya, pengamat politik dari lembaga CPT di Moskow.
sumber: merdeka.com
0 comments: